Puteri Bangsaku
Masihkah engkau menghitung
Lampu neon di kota raya yang indah
Walau sinarnya malap..
Puteriku,
Masihkah engkau duduk tersenyum
Membelai jemarimu dalam bayangan
Walau kau tahu gelapnya bayang pengundang ngeri
Tapi kau terus menghitung
Membelai jari jemarimu..
Oh.. Oh Tun Fatimah, Tun Kudu
Bangsamu yang sopan dan berani
Pada zaman gemilangmu
Mungkin lenyap ditelan neon yang malap
Sopan lentikan jemarimu
Membentulkan cindai kerudung di kepalamu
Membentulkan cindai kerudung di kepalamu
Di sebalik wajah ayumu
Rupanya hanya ikutan di malam hari
Menghitung jari suapan duniawi
Bangunlah bangsaku
Bersama sopannya Tun Kudu
Bersama beraninya Tun Fatimah
Menentang petualang penghancur bangsa..
Puteriku..
Aku pasti
Sinar neon yang malap
Akan bertukar jua
Menjadi sinar rang bulan yang Latiff
Sinar neon yang malap
Akan bertukar jua
Menjadi sinar rang bulan yang Latiff
Menyinari maya dalam sinar an-NurNya
dalam izin keRahmatanNya.
Syanz Abra
31 Mei 2011
Tiada ulasan:
Catat Ulasan