Ahad, 2 Ogos 2015

Puisiku: ~Wahai Pak Menteri, Ibu Menteri, Kepala Kantor, Kepala Parti~

Puisiku: Wahai Pak Menteri, Ibu Menteri, Kepala Kantor, Kepala Parti
Wahai Pak Menteri, Ibu Menteri, Kepala Kantor, kepala Parti
madah berdendang bukan tujuan menendang
sekadar kata dari suara hati
dalam bicara agar kalian mengerti
hidup dan mati jua di tangan Illahi
usah kita bicara bikin kelahi
Wahai Pak Menteri, Ibu Menteri, Kepala Kantor, Kepala Parti
banyak pintamu pada rakyat agar berbudi
agar kita saling mengerti
sifat terpuji dalam berbakti
berkhidmat kepada nusa pertiwi
tentunya patuh pada Illahi Rabbi
pesanmu itu sentiasa terpuji
Wahai Pak Menteri, Ibu Menteri, Kepala kantor, Kepala Parti
dengarlah pula kata dari suara hati kami
biar bicaramu seiring budi pekerti
agar kami lebih mengerti
tidak mengeji jauh merasa jijik
kala bicaramu sebagai dijanji
bukan pula untuk dibenci
Wahai Pak Menteri, Ibu Menteri, Kepala kantor, Kepala Parti
Andai anak isteri juga suami
segalanya cantik pekerti sopan laku 
kepala berhijab tertib berbicara
jauh di hati kami teruja
beginilah pemimpin yang kami puja
didalam hati dikaulah idola
tiadalah niat untuk berkata nista
barang dijauh tujuan menghina
jika semua elok dipandang mata
Wahai Pak Menteri, Ibu Menteri, Kepala kantor, Kepala Parti
kami dipimpin kalian memimpin
ingin kita sama berpimpin
akhirat kelak tiada menunding.
(Aku hanya rakyat biasa sedaya upaya patuh pada agama bangsa dan negara)